ini untuk kaum hawa.
Yakinkah wahai kaum hawa bahwa kelak akan disediakan beberapa bidadari-bidadari surga untuk setiap seorang kaum adam yang sholih?.
Pertanyaannya, bagaima jika seorang kaum adam yang sholih itu adalah suami anda, akankah anda cemburu dengan bidadari lain yang mendampinginya selain anda kaum hawa?
Sudah ketetapan yang pasti. ta'adud (pendamping lebih dari satu) diberlakukan tidak hanya di dunia saja. pun di akhirat sudah pasti demikian. bahkan di akhirat mau tidak mau, setiap seorang kaum adam yang sholih akan ta'adud (diberikan pendamping lebih dari satu) dan satu diantaranya adalah anda seorang kaum hawa. Masihkah anda tetap cemburu?.
Tidak usahlah khawatir dan tersenyumlah, karena kelak anda memang akan menjadi yang tercantik di antara bidadari-bidadari yang disediakan. Lantas, apa yang anda khawatirkan jikalah suami ta'adud?.
Perisai cinta adalah cemburu. Perisai dari ketidak seimbangan cinta. juga perisai dari rapuhnya rasa cinta. Kalau pembuktian diri adalah pentafsiran nyata dari makna cinta, maka cemburu adalah pentafsiran yang tersirat dari rasa cinta. tidak cemburu bila tidak cinta dan jika tidak cemburu maka tidak cinta.
Tidak peduli siapa orangnya. Seorang ummul mukminin pernah merasa begitu sangat cemburu kepada suaminya yang seorang Nabi. Sampai-sampai suaminya salah tingkah dan sempat hendak melakukan kesalahan "Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. at tahriem". Dikatakan (tafsir ibn katsir), Sebabnya hanya karena cemburu dari seorang istri dan suami hendak mencoba menseimbangkan kembali cintanya yang dipandang tidak seimbang oleh istri.
Seperti itulah sesungguhnya peranan cemburu. Sebagai pembukti rasa cinta dan untuk ingin selalu dicintai. Lalu kemudian menjadi isyarat yang unik untuk kembali bersama menyemaikan cinta.
Selanjutnya anda kaum adam.
Mampukah wahai kaum adam mencintai dan menyemaikannya tanpa kelak gugur atau terbiarkan begitu saja. Tidak peduli siapa orangnya. Sebab cinta adalah pilihan. Pilihan untuk sebuah keputusan; memelihara(cinta), menumbuh suburkan(cinta), menjaga(cinta) dari tangan asing. “Seandai aku melihat seorang laki-laki bersama istriku niscaya aku akan memukul laki-laki itu dengan pedang". Ia telah memilih cintanya untuk hidupnya. Dan telah memilih hidupnya untuk cintanya. ia cemburu bila pilihan hidupnya terjamah pula oleh tangan yang lain.
Seperti itulah cemburu. Sama dahsyat dengan cinta. sampai-sampai sa'ad bin ubadah bertekad hendak mengayunkan pedangnya terhadap laki-laki yang bila mendekati istrinya.
Dan mampukah wahai kaum adam membagi cinta dan tak mesti ada satu cinta yang terbagi itu kemudian gugur atau terbiarkan tak bersemi?. Sedang tuhan telah mengerti anda "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Qs. An nisa. Lantas, apa yang menjadi anda memaksakan diri untuk membagi cinta?
Cemburu adalah satu dari seribu isyarat cinta. isyaratnya tapi khas dan punya rasa yang rumit. Kerumitannya perlu kelembutan agar rasa itu dapat dirasakan bahwa dia mengisyaratkan cinta. pernah suatu ketika salah satu istri Nabi menumpahkan makanan dari tangan pelayannya hanya karena makanan tersebut dikirimkan dari istri Nabi yang lain ke rumahnya dan Nabi sedang berada di rumahnya. Rupanya kelembutan sang Nabi mampu memahami isyarat istrinya, lantas beliau mengumpulkan makanan dan piring yang telah berserakan sambil berkata ringan kepada pelayannya "ibumu sedang cemburu" alhadits. Sungguh mesra. Tidak ada kekakuan dari Nabi untuk memahami isyarat itu.
Begitulah cemburu peranannya. Sebuah isyarat cinta yang khas untuk bersama mencintai.
Allah a'lam
a.bakrs
islamic mission city Cairo
Categories:
episode cinta
0 komentar: