Warung Internet

Antara "Cinta" dengan "Kata"


“Selalu begitu. Cinta selalu membutuhkan kata”. Begitu kata anis mata. Karena cinta tidak hadir dengan kata. Melainkan cinta di kala hadir mencipta kata. Kata yang belum pernah ada dan berbeda-beda. Suatu saat hanya seperti angin terakhir yang melebihi lembut sutra, menghembus dari sudut yaman. Mampu menghentikan sejenak aliran jiwa, kemudian mengantarkannya kepada kebahagiaan yang abadi. Dan hanya menyentuh jiwa yang mengerti hakikat cinta, Yaitu keimanan. Hakikat cinta adalah keimanan. Jiwa manusia tidak akan mendapatkan sentuhan cinta jikalah seberat dzarrah pun tiadalah keimanan. Bukankah sang Nabi telah mewanti? -Tidak beriman jika tidak ada cinta untuk dirimu dan saudaramu-.

Konsep cinta adalah konsep keimanan. Keduanya membutuhkan kata, Membutuhkan rasa yang tersimpan jauh dalam lubuk hati, Membutuhkan pembuktian diri. Tapi sekali lagi, Muqoddimah cinta adalah kata, tapi juga tidak datang begitu saja. Cinta yang menjelma menjadi kata akan semakin nyata. Cinta yang menjelma menjadi kata berasal dari lubuk hati terdalam lalu kemudian bergejolak membara tak berdaya lantas berhamburan terurai menguntai makna yang teramat indah mempesona di setiap gerakan jiwa. Pembuktian diri adalah pentafsiran nyata dari makna itu. Cnta jenis ini adalah cinta tingkat tinggi dibawah cinta tertinggi. Karena kesemuprnaan cinta hanya jika ketiga unsur itu terpenuhi. Kata, hati dan bukti. Seperti nyanyian lembut sang ibu yang membuai menelusuki jiwa sang anak. Sebaliknya, kata yang menjelma menjadi cinta hanya akan ada kehampaan belaka. Seperti hanya sejuta lirik cinta yang tersimpan dalam pita-pita suara. Seperti rayuan mesra yang telah membuat adam dan hawa terusir tersingkir dari surga.

“Cinta hanya bekerja kalau ia membara. Dan baranya meletup-letup lewat kata” ini juga kata anis matta. Pemanis kata adalah cinta. Tanpa peduli dengan pasti untuk siapa kata itu di selayangkan. Sepertinya memang begitu. Sehingga tidak ada alasan bagi siapapun untuk berkata tanpa cinta. “Mencela seorang muslim adalah fasik dan membunuhnya adalah tindakan kufur".

Namun, ada saatnya di kala cinta tidak membutuhkan sepatah kata. Sebab tanpa kata pun cinta sudah menjelaskan hakikatnya. Bagaikan ungkapan seorang gadis ayu pemalu yang akan menyatakan cintanya kepada seorang pemuda tampan yang meminangnya. Cinta jenis ini cinta sederhana namun begitu nikmat ketika telah mencapai cinta ini. Hanya bercumbu rasa, tak bersua namun membara di jiwa.

Jadi, katakanlah cinta jika cinta itu telah memasuki ruang pribadimu. “Apabila seorang laki-laki mencintai saudaranya, maka kabarkanlah padanya bahwa ia mencintainya” kurang lebih seperti itu yang dikabarkan abu karimah almiqdad bin ma’di yakrib dari baginda Nabi.

a.bakrs
islamic mission city Cairo

Categories:

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
    make a gif
Diberdayakan oleh Blogger.